UPACARA BENDERA
(SEBUAH FORMALITAS TANPA ROH)
Bendera merupakan salah satu identitas bangsa. Di balik wujudnya sebagai benda mati, tesirat sebuah kisah bagaimana perjuangan para pahlawan dalam merebut dan memerdekakan sebuah negara. Pertumpahan darah dan air mata mengisi perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan sebuah bendera, merah putih. Melalui upacara bendera yang diselenggarakan di sekolah-sekolah, di situlah penghargaan atas perjuangan para pahlawan terhadap bangsa ini. Ironisnya upacara bendera saat ini cenderung hanya sebagai formalitas dan rutinitas semata tanpa menyentuh makna dan tujuan upacara itu sendiri.
Begitu berartinya bendera bagi suatu bangsa sehingga pahlawan rela mengorbankan jiwa raga untuknya. Untuk itu penghormatan pada bendera sebagai suatu kewajiban setiap warga negaranya, terutama para pelajar yang sedang mengalami pembentukan karakter bangsa. Karakter yang diharapkan dapat terbentuk melalui upacara bendera salah satunya adalah karakter nasionalisme sebagai perwujudan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.
Sayangnya, kenyataan yang terjadi ternyata sangat berlawanan. Upacara kini justru dianggap sebagai sesatu yang kurang penting, sekedar formalitas saja. Hal ini ditunjukan dengan sikap-sikap yang tidak mencerminkan sikap nasionalisme. Misalnya ketika penghormatan kepada bendera Merah-Putih, ada siswa yang hormat tetapi tidak sesuai dengan sikap sempurna, ada pula siswa yang bebicara saat pembacaan Undang-Undang Dasar, bahkan ada yang berpandangan menghormati bendera adalah perbuatan terlarang atau haram.
Ada indikasi menurunnya rasa nasionalisme di kalangan pelajar. Hal ini sangat memprihatikan. Bagaimana tidak, pemuda merupakan penerus bangsa seharusnya mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi. Mereka yang seharusnya mempersiapkan diri untuk membangun negara ini agar lebih maju, justru terjebak pada tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, narkoba dan sebagainya.
Sebenarnya upacara bendera merupakan ritual, hanya saja ritual ini dilakukan untuk melakukan penghormatan pada negara. Ritual umumnya mempunyai nilai-nilai sakral tertentu, seperti ritual keagamaan, ritual perkawinan, ritual sedekah bumi dan sebagainya. Adanya unsur-unsur sakral tersebut menjadikan ritual dapat berjalan khitmad, tertib, bahkan memunculkan rasa takut untuk melanggar aturan. Namun, nilai sakral ini kini tak lagi dimiliki oleh upacara bendera sehingga orang banyak meremehkannya.
Pengertian Upacara Bendera
Upacara bendera merupakan sesuatu yang sangat-sangat tidak asing di telinga kita, namun apakah kita tahu apa itu upacara bendera ? Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata dengan tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain (http://organisasi.org/pengertian-upacara-langkah-urutan-tahap-tata-upacara-sipil-ekstrakurikuler). Dengan demikian upacara bendera merupakan suatu ritual khusus untuk penghormatan pada simbol-simbol negara seperti bendera, lagu kebangsaan, lambang negara, atau pejabat pemerintah.
Kondisi sekarang, upacara yang dilaksanakan tiap hari Senin hanya menjadi formalitas belaka. hampir semua petugas dan peserta upacara tidak atau kurang memahami maksud yang sebenarnya. Bahkan upacara bendera kini menjadi forum menyampaikan informasi dari pimpinan pada anak buahnya.
Siswa memang berseragam lengkap dan datang tepat waktu. Petugas upacara juga mengatur jalannya uacara hingga sangat lancar. Tapi upacara belum bisa menyatukan bangsa ini. Hal ini menunjukkan bahwa upacara bendera lebih mengarah pada pembentukan kedisiplinan siswa dan pelatihan kepemimpinan siswa, sedangkan pengembangan persatuan dan kesatuan bangsa belum tercapai. Buktinya masih banyak terjadi tawuran antar siswa, antar sekolah dan sebagainya.
Meski dari yang berbeda suku, berbeda kulit, berbeda peradabannya tapi jika memiliki bnedera yang sama, pasti mereka akan memperjuangkannya. Dalam upacara bendera, berkumpulah orang dari berbagai golongan. Mereka berkumpul menjadi satu untuk memperingati sesuatu yang sama, yaitu sebuah bendera. Bendera yang memiliki bentuk dan warana tersendiri. Bendera yang menjadi cermin kebudayaan bangsa sehingga menimbulkan rasa pembelaan yang besar dari pemiliknya.
Tujuan Upacara Bendera
Tujuan upacara bendera kini telah mengalami banyak pergeseran. Tujuan upacara bendera kini diantaranya :
a. Membiasakan bersikap tertib dan disiplin.
b. Meningkatkan kemampuan dalam memimpin.
c. Membina kekompakan dan kebersamaan.
d. Belajar untuk menghormati orang lain dan bersedia untuk dipimpin.
e. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
f. Mengenang jasa-jasa para pahlawan
Tujuan-tujuan di atas, hampir sepenuhnya sudah tercapai, namun tujuan khusus dari upacara bendera dapat dikatakan belum tercapai. Tujuan sebenarnya dari upacara bendera yakni untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa. Terbukti dari ribuan kali upacara bendera yang diikuti, perasaan dan fikiran kita tak pernah teringat bahkan tersentuh oleh jasa-jasa para pahlawan. Tidakah terpikir bahwa bendera itu telah menelan ratusan ribu jiwa pahlawan, atau jutaan orang menderita karena mempertahankanya. Seandainya para siswa itu terlibat langsung dalam masa perjuangan, batapa sulitnya mengibarkan bendera itu, maka pasti mereka akan menangis karenanya.
Sungguh menarik ketika semangat nasionalisme pemuda sekarang hanya tumbuh saat ada tantangan atau ancaman dari luar seperti kasus Ambalat, kasus TKI yang dianiaya dan sebagainya. Mereka berdemo sampai membakar bendera asing. Mereka justru lupa akan ancaman dari dalam yakni gesekan sosial-politik-ekonomi antar warga negara, padahal Indonesia dibangun dari berbagai suku bangsa dan budaya yang harus dijaga kerapatannya. Jika perbedaan suku bangsa dan budaya ini mulai merenggang maka konflik bahkan perang bisa saja terjadi.
Uapacara bendera pada dasarnya adalah sebuah ritual untuk penghormatan pada negara. Layaknya ritual adalah mempunyai nilai sakral, sehingga orang akan takut untuk melanggar aturan. Hal ini tidak terjadi pada upacara bendera, karena peserta upacara tidak menganggap itu sebagai ritual. Mereka lebih menganggap sebagai sebuah formalitas semata, asal ikut, asal dilaksanakan, tanpa penjiwaan. Mereka tidak paham maksud dan tujuan sebenarnya dari sebuah upacara. Di samping itu sebuah rutinitas yang terlalu sering (setiap Senin) bisa jadi menurunkan nilai kesakralan upacara bendera.
Upacara Dianggap Sebagai Hal yang Membosankan
Upacara bendera sebagaimana selama ini kita lakukan, masih menjadi bagian dari beban sekolah. Hal inilah yang harus menjadi catatan untuk kita semua di lapangan atau lembaga sekolah kita masing-masing agar, kegiatan upacara bendera dapat menjadi salah satu kegiatan yang populer di sekolah. Tidak saja bagi siswanya, tetapi juga untuk para gurunya, yang menjadi peserta upacara bendera.
Upacara dianggap sebagai hal yang membosankan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
a. Lamanya durasi waktu pelaksanaan upacara bendera.
Durasi yang dirasa lama oleh peserta. Hal ini bukan kerena seremoni atau urut-urutan yang harus dilalui dalam kegiatan tersebut, tetapi justru dari guru mempersiapkan siswanya dalam barisan yang tertib. Selain itu persiapan para petugas terkadang juga terkesan lamban. Lamanya pembina upacara dalam menyampaikan amanat secara berpanjang-panjang juga menjadi salah indikasi. Hal-hal yang sangat mungkin kita minimalisasi, namun justru kadang sulit kita hindari hanya karena beberapa hal yang berkait dengan komitmen kita sendiri dalam melaksanakan kegiatan upacara bendera
b. Petugas upacara bendera yang itu lagi itu lagi
Sangat jarang sebuah sekolah yang menggilir seluruh siswanya untuk memperoleh bagian tugas dalam setiap pelaksanaan upacara bendera. Lumrahnya, yang menjadi petugas upacara adalah siswa yang itu-itu saja. Hal ini karena guru menghindari untuk memberikan pelatihan kepada siswa yang belum pernah menjadi petugas upacara. Selain karena membuat repot, biasanya guru wali kelas atau bahkan komunitas sekolah, juga menginginkan agar kualitas upacara bendera baik. Untuk itu maka petugas upacara bendera harus benar-benar yang pernah menjadi petugas upacara yang sudah memiliki pengalaman.
c. Kegiatan yang dilakukan secara rutin.
Upacara bendera setiap hari Senin pagi dirasa sangat membosankan, apalagi tidak ada informasi penting yang disampaikan. Hal ini membuat siswa tidak begitu memperhatikan upacara bendera yang sedang berlangsung karena dianggap kurang penting.
Solusi
Maslah yang kerap terjadi ketika pelaksanaan upacra bendera umumnya mengenai kelengkapan pakaian. Untuk mengatasi masalah tersebut, sekolah telah mengambil beberapa tindakan seperti guru yang menegur siswa-siswanya yang ramai. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan siswa agar tidak berbicara ketika upacara berlangsung.
Cara lain adalah dengan menghukum siswa yang bikin onar keluar dari barisan. Dalam hal ini, siswa biasanya didatangi guru secara langsung lalu dipaksa keluar barisan. Tujuannya agar siswa yang lain tidak terganggu dengan ulah siswa yang ramai.
Begitu banyaknya siswa yang mengikuti upacara bendera akan terlihat lebih rapi jika mengenakan seragam yang sama, karenanya siswa yang tidak memakai seragam lengkap biasanya juga dipaksa keluar barisan. Nantinya mereka akan mendapatkan hukuman bersama anak-anak yang ramai karena tidak mematuhi tata tertib.
Berbagai upaya telah dilakukan sekolah agar upacara berjalan khitmad, namun hasilnya masih nihil sampai sekarang. Hukuman yang diberikan tidak membuat siswa jera. Hampir setiap minggu pasti ada siswa yang masih melanggar. Mengapa demikian, karena mereka tidak menyadari bahwa pelecehan terhadap upacara sama artinya dengan merendahkan martabat negara dan bangsa. Seandainya bendera kita diijak-injak orang tentu kita marah. Seandainya wilayah kita diserobot negara lain tentu kita marah. Bendera Merah Putih yang telah berkibar di atas bumi Indonesia harus ditebus dengan hilangnya jutaaan nyawa. Seandainya masih hidup, bagaimana sakitnya pahlawan jika generasi sekarang tidak menghormati bendera yang dulu dipertahankan dengan meregang nyawa.
Ada suatu hal yang dilupakan sekolah dalam menyadarkan siswa untuk ikut upacara dengan tertib. Sekolah perlu menjelaskan apa fungsi dan manfaat upacara pada siswa pada awal penerimaan mahasiswa baru. Sekarang ini yang terjadi siswa hanya sekadar melaksanakan upacara tanpa mengetahui untuk apa upacara itu dilakukan. Ibaratnya melakukan suatu kegiatan tanpa mengerti tujuan dan manfaatnya, atau melakukan pekerjaan tanpa penjiwaan. Jadinya hanya sebuah formalitas semata, tanpa roh.*
sumber : http://www.anakkreatif.org/index.php?limitstart=15